Senin, 25 Agustus 2014

Latihan Paskibraka

Selamat malam semuanya, sekarang aku udah balik pakai bahasa indonesia lagi !! ^_^
Oya, sesuai janjiku kemarin, saya akan posting cerpen seputar latihan paskibraka-ku sebelumnya! Silahkan di simak, Oya jangan lupa kalau mau Copy & Paste, Tolong sertakan nama-ku dan nama blog ini ya !! Thanks~ 

Latihan Paskibraka
(Pasukan pengibar bendera pusaka)

Aku.saya adalah seorang anggota Paskibraka (Pasukan pengibar bendera pusaka) yang biasa di singkat “Paski”.
Sekarang, saya sudah duduk di kelas 2 SMA swasta yang terkenal di kotaku! Sudah 2 tahun berturut-turut saya mengibarkan bendera pada tanggal 17 agustus, walaupun hanya di sekolahku. Pada tahun ini juga saya bertemu kembali dengan kakak-kakak kelasku yang telah lulus beberapa tahun yang lalu, yang sekaligus juga merupakan pelatihku yaitu ka A, ka S, dan ka D. Karena tahun ini adik kelasku banyak yang ingin mengibar juga, maka di adakan penyaringan secara bertahap, namun sebelum penyaringan di mulai, ka A dan ka S, mengadakan latihan pagi & sore untuk mengajarkan latihan dasar dari Paskibraka, seperti Jalan di tempat, langkah tegak maju, balik kanan, hadap kanan, hadap kiri, dsb.
2 hari kemudian penyaringanpun di adakan, setelah 2-3 jam di adakan penyaringan, akhirnya nama-nama yang akan mengibarpun di umumkan, dan ternyata namaku ada. Mulai hari itu, saya menjadi bersemangat latihan. Nasihat dari kakak-kakak pelatih kami juga memberi kami motivasi untuk rajin latihan.
Karena waktu yang sangat sempit, maka kami mengadakan latihan pagi & sore dengan semangat ’45! Akhirnya, pasukan-pun akan di bagi menjadi 2. Yaitu pasukan 17 untuk mewakili tanggal pengibaran kami, dan pasukan 8 yang berjumlah lebih sedikit dari pasukan 17 yang mewakili bulan pengibaran kami.
Setelah ka S dan ka D memilih siapa saja yang akan menjadi pasukan 8, ternyata saya bukan salah satunya! Hatiku pun terpukul, sedih, dan kecewa. Padahal saya sudah 2 kali mengibar di sekolahku sendiri dan tidak memilih untuk maju ke tahap kota ataupun provinsi! Namun saya hanya menerima apa yang telah terjadi dengan lapang dada, dan melanjutkan latihan seperti biasanya. Setelah beberapa hari kami latihan dengan lancar, saya melewatkan 1 kali latihan sore. Esoknya, saya bertanya kepada teman baikku, apa yang terjadi kemarin dan apa yang di latih kemarin. Dia menceritakan bahwa kemarin ada kakak pelatih baru datang yang bernama ka F, dan ternyata dia adalah kakak kelas kami yang telah lama lulus dan sekarang menjadi pelatih juga untuk Paskibraka tingkat provinsi, dan kemarin sore dia memberikan latihan intensif yang sama dengan Paskibraka tingkat provinsi kepada mereka. Saya hanya bisa membayangkan apa yang terjadi kemarin, dengan perasaan takut dan juga penasaran.
Saat waktu latihan pagi ternyata dia pun hadir, saat dia datang kami menjadi diam bagaikan batu, dan tidak bercanda lagi. Saat dia memberikan arahan, saya merasa mengenalnya, namun entah di mana. Saat dia melatih kami, ternyata semua hal yang di katakan teman-temanku benar. Dia menggunkan aturan bahwa jika kita melakukan kesalahan sekecil apapun, kami harus membayarnya yaitu dengan push-up!
Saat saya tiba di sekolah pada sore hari, ada seorang kakak kelas 3 yang berada di pasukan 17 juga, bertanya
“Hey... kamu bawa air minum?” Tanyanya dengan tampang cemas.
“Iya, ka!” balasku
Setelah itu ia pun cepat-cepat menyalakan mesin motornya dan pergi membeli aqua! Latihan pada sore hari itu memang berat, tapi untunglah hanya sedikit dari kami yang melakukan kesalahan-kesalahan lagi. Saat istirahatpun tiba, dia menyuruh kami untuk duduk dan merenggangkan otot kaki. Setelah 5 menit duduk, dia menyuruh kami mengambil air minum yang telah di bawa dari rumah. Ternyata di antara kami ada 3 orang yang lupa membawa air minum, salah satunya adalah Danton (orang yang memberikan aba-aba) kami, dan dia memanggilnya ke depan dan ia bertanya
“Kalian mau minum atau tidak?” tanyanya
2 diantara mereka mengatakan ia, dan satunya tidak. Yang mengatakan tidak adalah adik kelasku yang bernama R, namun 2 di antara mereka mengatakan ia, jadi dia pun menyuruh mereka dalam posisi push-up dan dia akan memberikan minum setelah keringat mereka menetes di tanah, dan mereka melakukannya, setelah itu ia pun membagikan setengah gelas aqua kepada mereka bertiga. Setelah mereka minum, ia pun memberikan sisa setengah gelas aqua itu kepada orang pertama dia menyuruhnya minum namun tidak di telan, setelah di kulum di mulut, dia menyuruh muntahkan kembali air tersebut ke gelasnya, setelah itu ia pun memberikan gelas tersebut pada orang kedua dia merupakan Danton kami, dia menyuruh melakukan hal yang sama seperti orang pertama, dan begitu pula kepada orang ketiga, dia menyuruh mereka melakukan itu sebanyak 2 kali. Akhirnya air di gelas itupun sudah berubah warnanya menjadi kekuningan dan berbusa, air gelas itu pun di berikan kepada Danton kami dan ia menyuruhnya minum dalam waktu 3 detik. Akhirnya Danton kami pun mengalah dan meminum air itu.
Malamnya saya pun meng-kontak ka A yang sebelumnya di beri tanggung jawab terhadap kami dan saya menceritakan kejadian tersebut, dia sangat kaget dan meminta maaf bahwa dia kemarin dan hari itu sangat sibuk sehingga tidak bisa datang.
Esoknya ka A datang dan mendengar semua yang terjadi dari kakak-kakak kelas 3, ternyata pada hari itu tenggorokan Danton kami sangat sakit hingga suaranya pun serak dan kecil, juga adik kelas kami, si R tidak masuk sekolah karena sakit demam, kejang-kejang, dan muntah-muntah. Tapi untunglah pada pagi itu kami bisa latihan tanpa adanya rasa takut yang menghantui. Namun, karena kejadian kemarin 3 orang berencana mengundurkan diri yaitu Danton, teman sekelasnya, dan si R. Tapi ka A mengatakan
“Kalian jangan dulu berniat demikian, sebab kalau kalian benar-benar keluar, kalian lah yang rugi, kalian sudah banyak korbankan waktu, energi, dan pelajaran malah tidak jadi mengibar. Bersabarlah sedikit, dan datanglah latihan sebentar sore, saya juga pasti datang” ucap ka A untuk menenangkan hati mereka.
Saat latihan sorepun tiba, kami sangat senang dan juga tenang bahwa ka A, ka S, dan ka D yang melatih kami, kemudian ka A membubarkan kami untuk pulang, namun saat kami baru saja bubar tiba-tiba datanglah orang tua si R marah-marah kepada ka A tentang kejadian kemarin, kami pun menjelaskan kepada orang tuanya bahwa yang melakukan itu bukanlah ka A namun ka F, ka A kemarin sedang sibuk jadi tidak ikut campur. Setelah orang tuanya mengerti penjelasan kami, tiba-tiba datanglah ka F dan saya langsung menyadari bahwa dia adalah salah satu dari mahasiswa di kampus di mana mamaku kerja sebagai Dosen tetap. Dan tiba-tiba ibu dari si R langsung menghampirinya dan memarahinya habis-habisan anggota Paskibraka yang lainpun ikut mengerumuni dia, saya dan ka A tidak bisa mengatakan apa-apa dan hanya bisa duduk sambil berharap tidak terjadi apa-apa.
Akhirnya saat amarah orang tua si R reda, ka F menyuruh kami berkumpul dan duduk berbentuk lingkaran sejenak untuk mendengar penjelasannya. Dia mengatakan bahwa di Paskibraka itu hanya di butuhkan 3 orang untuk mengibarkan bendera, jadi jika yang lain keluar dia tidak merasa terganggu, walaupun hanya tersisa 1 atau 2 orang katanya dia masih bisa menggantikan kami yang keluar. Setelah itu ia bertanya siapakah yang mau keluar dan Danton serta temannya sudah tidak tahan dan keluar, saat itulah menetes air mata ka A melihat Danton dan temannya keluar, kami yang lain pun ikut menangis karena tidak tega. Setelah itu seorang kakak kelas 3 mewakili kami semua mengatakan kepada ka F,
“ka, saya walaupun baru sekali ini mengikuti Paskibraka,saya sudah mengerti perasaan yang lain, sebenarnya saya saat ini sangat ingin menangis, tapi karena saya seorang pria, saya harus menahannya. Saya mengatakan ini bukan bermaksud tidak sopan, saya cuma ingin kakak lebih baik tidak usah melatih kami, biarkan ka A, ka S, dan ka D yang melatih kami, karena merekalah yang pertama di beri tanggung jawab melatih kami” jelasnya
Dan ka F pun mengatakan bahwa dia akan melakukan itu tapi ternyata ia bukanlah datang tak di undang, tapi pak guru kamilah yang memanggilnya untuk membantu melatih.
Setelah hari itu, ia pun tidak pernah muncul lagi. Namun, belum selesai perkara yang di timbulkannya, ternyata saat saya tidak mengikuti latihan sore beberapa hari yang lalu ia sempat mengganti temanku yang di pasukan 8 si T, dengan adik kelas kami si P.
Temanku ini tidak terima dia di gantikan, dan menceritakan hal tersebut kepada ka A, akhirnya si P mendengar tentang itu dan salah paham, dia mengira temanku si T menceritakan dirinya dari belakang, si P mengatakan kalau ka A ingin mengembalikan dirinya di tempat semula ia tidak merasa sedih atau kecil hati, namun ia tidak suka bila ada orang yang membicarkannya dari belakang. Akhirnya ka A mempertemukan mereka untuk saling memaafkan dan memutuskan temanku si T yang kembali ke pasukan 8.
Pada akhirnya untunglah kami dapat menampilkan yang terbaik saat hari-H walaupun si R tidak lagi bersama kami. Dan setelah pengibaran, kami mengambil beberapa foto bersama, setelah upacara selesai kami di sambut dan di berikan pujian dari guru-guru dan teman-teman kami, walaupun ada beberapa rintangan, hukuman, sakit hati, tangis, dan ketakutan, kami merasa sangat bangga dapat menjadi anggota Paskibraka tahun 2014 ini.

24  Agustus 2014, Palu, Sulteng, Indonesia
By Gabriella Gabby
 

2 komentar:

  1. wow ! selamat ya? sperti pengalaman gue dlu waktu awal masuk sma pernah 1 kali ikut paskibraka :) latihan yang sungguh melelahkan. tapi terbayar kok dengan rasa bangga dan sebuah kertas penghargaan tentunya.
    sering main-main ke blog ku ya !

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah... rupa'a kita senasib yaa !! :)
      Dan apa kata kamu emang benar !! rasa bangga dan semua ucapan selamat dan penghargaan setelah latihan dengan sungguh" emang gk tergantikan !! ^_^
      Oke, aku bakal main" kok~

      Hapus

Transparent Sexy Pink Heart